LAPORAN PRAKTIK…

LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI 1
“JAMUR MIKROSKOPIS DAN JAMUR MAKROSKOPIS”
Laporan ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Taksonomi I
Dosen Pengampu : Rivanna Citraning Rahmawati,S.Si,M.Pd.

Di Susun oleh :
Nama : Lailatul Mustofiyah
Kelas : 2C / Pendidikan Biologi
NPM : 12320077

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
IKIP PGRI SEMARANG
2013

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Landasan teori
1.1.1. Tela’ah pustaka
Fungi merupakan organisme eukariotik berdinding sel dari kitin ,tidak berklorofil bersifat heterotrof.Anggota fungi ada yang uniselluler(berukuran miroskopis) dan ada juga yang multiselluler(berukuran mikroskopis dan makroskopis) . Ukuran dan Bentuk Tubuh. Bentuk tubuhnya bervariasi dari berbentuk oval(jamur uniselluler) sampai berbentuk benang atau membentuk tubuh buah (jamur multiselluler).Jamur yang berupa benang membentuk laoisan seperti kapas,bercak atau embun tepung (mildew) pada permukaan subtrat tempat hidupnya pada buah dan makanan.Struktur dan Fugsi Tubuh. Jamur multiselluler memiliki sel memanjang berupa benang-benang yang disebut hifa dan pada jamur tertentu hifa memiliki sekat yang disebut septum.Jamur yang hifanya tidak bersekat disebut hifa senositik.
Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.

Gambar 1. Hifa yang membentuk miselium dan tubuh buah
Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik. Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik. Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat.
Pertumbuhan jamur
Untuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.
a. Parasit obligat
Merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya, sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).
b. Parasit fakultatif
Adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang cocok.
c. Saprofit
Merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang mati. Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamur saprofit mengeluar-kan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehinggamudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung menyerap bahan-bahan organik dalam bentuk sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya
Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken.
Jamur berhabitat pada macam-macam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.
Pertumbuhan dan Reproduksi jamur
Reproduksi jamur dapat secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif). Secara aseksual, jamur menghasilkan spora. Spora jamur berbeda-beda bentuk dan ukurannya dan biasanya uniseluler, tetapi adapula yang multiseluler. Apabila kondisi habitat sesuai, jamur memperbanyak diri dengan memproduksi sejumlah besar spora aseksual. Spora aseksual dapat terbawa air atau angin. Bila mendapatkan tempat yang cocok, maka spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi jamur dewasa.
Reproduksi secara seksual pada jamur melalui kontak gametangium dan konjugasi. Kontak gametangium mengakibatkan terjadinya singami, yaitu persatuan sel dari dua individu. Singami terjadi dalam dua tahap, tahap pertama adalah plasmogami (peleburan sitoplasma) dan tahap kedua adalah kariogami (peleburan inti). Setelah plasmogami terjadi, inti sel dari masing-masing induk bersatu tetapi tidak melebur dan membentuk dikarion. Pasangan inti dalam sel dikarion atau miselium akan membelah dalam waktu beberapa bulan hingga beberapa tahun. Akhirya inti sel melebur membentuk sel diploid yang segera melakukan pembelahan meiosis.
Jamur atau fungi tidak mempunyai kromatofora, oleh sebab itu umumnya tidak berwarna, tetapi pada jamur yang tinggi tingkatannya terdapat bermacam-macam zat warna, terutama dalam badan buahnya. Zat-zat warna itu umumnya terdiri atas senyawa aromatik yang tidak mengandung N. Talus hanya pada yang paling sederhana saja yang telanjang, umumnya sel-sel mempunyai membran yang terdiri atas kitin dan bukan selulosa.
Perkembangbiakan vegetatif dengan bermacam-macam spora, pada jamur yang hidup di air berupa spora kembara yang mempunyai bulu cambuk. Fungi yang hidup di darat dapat menghasilkan spora yang terbentuk di dalam sel-sel khusus (askus), jadi merupakan endospora, ada yang diluar basidium dan disebut eksospora. Di samping itu kebanyakan jamur dapat membiak aseksual dengan konidium. Apabila kondisi habitat sesuai, jamur memperbanyak diri dengan memproduksi sejumlah besar spora aseksual.
Gambar berbagai macam spora.
Zigospora Basidiospora Askospora

Sedangkan perkembangbiakan seksual dapat berlangsung dengan berbagai cara, yaitu isogami, anisogami, oogami, gametangiogami (perkawinan dua gametangium yang berlainan jenis kelaminnya) dan somatogami (perkawinan dua sel talus yang tidak mengalami diferensiasi). Secara umum jamur hidup pada tempat yang lembab.

Berdasarkan cara spora dihasilkan, fungi dapat di klasifikasikan menjadi 4 kelompok yaitu :
1. Zygomicotina
 Spora dihasilkan oleh sporangium.
 Tubuh disusun oleh hifa dan miselium
 Tubuh multiseluler.
 Habitat umumnya di darat sebagai saprofit.
 Hifa tidak bersekat.
 Reproduksi:
1) Vegetatif: dengan spora
2) Generatif: dengan konjugasi hifa (+) dengan hlifa (-) akan menghasilkan zigospora yang nantinya akan tumbuh menjadi individu baru.
 Struktur tubuh
Miceliumnya bercabang banyak dan hifanya tidak bersekat – sekat, miselium pada rizopus memiliki tiga tipe hifa, yaitu :
1. Stolon, yaitu hifa yang membentuk jaringan pada substrat misalnya roti.
2. Ryzoid, yaitu hifa yang membentuk substrat dan berfungsi sebagai jangkar untuk menyerap makanan.
3. Sporangiofor, yaitu hifa yang tumbuh tegak pada permukaan substrat dan memiliki sporangia globuler( bentuk built diujungnya).
 Peranan bagi manusia
– Rhizopus oryzae : Pembuatan tempe
– Rhizopus nigricans : Pembusukan pada makanan
– Mucor javanicus : Pembuatan tape
– Pilobolus sp : Pengurai kotoran hewan
– Mikoriza : zygomycotina + akar tumbuhan dan membantu kesuburan tanaman.
2. Ascomycotina
 Heterotrof saprofit
 Ada yang uniseluler (mis : Saccharomyces) dan multiseluler.
 Tubuh disusun oleh hifa dan miselium, dan ada yang memiliki tubuh buah.
 Hifa bersekat dan berinti banyak.
 Hidupnya:ada yang parasit, saprofit, ada yang bersimbiosis dengan ganggang membentuk Lichenes (Lumut kerak).
 Spora dihasilkan oleh konidiospora bila secara aseksual dan sel askus bila spora dihasilkan secara seksual.
 Peranan bagi manusia
1. Sacharomyces cerevisae:Sehari-hari dikenal sebagai ragi.
2. Neurospora sitophila: jamur oncom.
3. Peniciliium notatum dan Penicillium chrysogenum : penghasil antibiotika penisilin.
4. Penicillium camemberti dan Penicillium roqueforti :berguna untuk mengharumkan keju.
5. Aspergillus oryzae :untuk membuat sake dan kecap.
6. Aspergillus wentii : untuk membuat kecap
7. Aspergillus flavu : menghasilkan racun aflatoksin Þ hidup pada biji-bijian.flatoksin salah satu penyebab kanker hati.
8. Claviceps purpurea : hidup sebagai parasit pada bakal buah Gramineae.
3. Basidiomycotina
 Heterotrof saprofit,Multiseluler.
 Tubuh disusun oleh
 Hifa dan miselium dan tubuh buah,Hifa bersekat
 Kebanyakan anggota spesies berukuran makroskopik.
 Spora dihasilkan oleh sel basidium melalui reproduksi secara seksual.
 Peranan pada manusia
1. Volvariella volvacea : Jamur merang, dapat dimakan dan sudah dibudidayakan.
2. Auricularia polytricha :Jamur kuping, dapat dimakan dan sudah dibudidayakan.
3. Exobasidium vexans:Parasit pada pohon teh penyebab penyakit cacar daun teh atau blister blight.
4. Amanita muscaria dan Amanita phalloides: jamur beracun, habitat di daerah subtropics.
5. Ustilago maydis :jamur api, parasit pada jagung.
6. Puccinia graminis : jamur karat, parasit pada gandum
4. Deuteromycotina
Nama lainnya Fungi Imperfecti (jamur tidak sempurna) dinamakan demikian karena pada jamur ini belum diketahui dengan pasti cara pembiakan secara generatif.
Contoh : Jamur Oncom sebelum diketahui pembiakan generatifnya dinamakan Monilia sitophila tetapi setelah diketahui pembiakan generatifnya yang berupa askus namanya diganti menjadi Neurospora sitophila dimasukkan ke dalam Ascomycotina.
Banyak penyakit kulit karena jamur (dermatomikosis) disebabkan oleh jamur dari golongan ini, misalnya :Epidermophyton fluocosum penyebab penyakit kaki atlit, Microsporum sp., Trichophyton sp. penyebab penyakit kurap.

1.1.2. Tujuan praktikum
1) Mengetahui bentuk dan struktur tubuh jamur mikroskopis yang di teliti.
2) Mengidentifikasi jenis-jenis jamur mikroskopis yang ditemukan yang dilihat menggunakan mikroskop.
3) Mengidentifikasi beberapa jamur makroskopis yang ada di laboratorium dan dapat mengetahui klasifikasi, manfaat maupun kerugian dari masing-masing jamur tersebut.
1.1.3. Tanggal praktikum
Praktikum jamur Mikroskopis : Rabu,10 April 2013 Dan Rabu, 17 April 2013
Praktikum jamur makroskopis : Rabu,24 April 2013
1.2. Alat dan bahan
1.2.1. Alat dan bahan praktikum jamur mikroskopis
1.1.1. Praktikum Jamur Mikroskopis
Alat :
1. Mikroskop (2)
2. Kaca preparat (5)
3. Kaca Penutup (5)
4. Pipet (5)
5. Cawan petri (5)
6. Alkohol
7. Tisu
8. Kamera
9. Kertas HVS, penggaris, jangka, pensil Bahan :
1. Jamur Tempe
2. Jamur Tape
3. Jamur Jeruk
4. Jamur Jagung
5. Jamur Nasi
6. Jamur Roti
7. Jamur Kentang

1.2.2. Alat dan bahan praktikum jamur makroskopis
1.1.2. Praktikum Jamur Makroskopis
Alat :
1. Kertas HVS, penggaris, pensil
2. Kamera Bahan :
1. Pleurotus ostreatus
2. Auricularia polytrica
3. Lentinula edodes
4. Ganoderma applanatum
5. Volvariella volvacea

1.3. Cara kerja
1.3.1. Cara kerja praktikum jamur mikroskopis
1. Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Bersihkan alat-alat yang digunakan dalam praktikum dengan alkohol, agar tidak terkontaminasi oleh bakteri.
3. Siapkan mikroskop dan atur pencahayaannya dengan baik.
4. Masukkan air menggunakan pipet ke dalam kaca preparat kemudian masukkan jamur pisang menggunakan jarum lalu tutup dengan kaca penutup.
5. Taruh kaca preparat ke dalam meja preparat.
6. Amati objek menggunakan mikroskop tersebut.
7. Catat, gambar dan dokumentasikan hasil objek yang di temukan.
8. Lakukan dengan cara yang sama untuk meneliti jamur tempe, jamur tape, jamur jeruk, jamur jagung, jamur nasi, jamur kentang dan jamur roti.

1.3.2. Cara kerja praktikum jamur makroskopis
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Setelah bahan (5 jamur makroskopis) disediakan di depan meja, lihat cermati, lalu gambar objek tersebut.
3. Setelah semua bahan/objek di gambar, tentukan klasifikasi dan deskripsikan objek tersebut lalu catat hasilnya.

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Hasil pengamatan
2.1.1. Data praktikum jamur mikroskopis
No Nama Preparat Jamur yang di temukan dan klasifikasi
1. Jamur tape
Kingdom : Fungi
Divisio : Ascomycota
Classis : Saccharomycetes
Ordo : Saccharomyceales
Familia : Saccharomycetaceae
Genus :Saccharomyces
Spesies :Saccharomycetes cerevisiae
2. Jamur pada pisang
Kingdom : Fungi
Divisio : Ascomycota
Classis : Saccharomycetes
Ordo : Saccharomyceales
Familia :Saccharomyceteae
Genus :Saccharomyces
Spesies :Saccharomyces sp
3. Jamur tempe
Kingdom : Fungi
Divisio : Zygomycota
Classis :zygomycetes
Ordo : Mucorales
Familia Mucoraceae :
Genus :Rhizopus
Spesies : Rhizopus oryzae
4. Jamur pada roti
Kingdom : Fungi
Divisio : Zygomycota
Classis : Zygomycetes
Ordo :Mucorales
Familia :Mucoraceae
Genus :Mucor
Spesies :Mucor mucedo
5. Jamur pada jagung
Kingdom : Fungi
Divisio : Zygomycota
Classis : Zygomycetes
Ordo : Mucorales
Familia : Mucoraceae
Genus :Mucor
Spesies :Mucor sp
6. Jamur pada kentang
Kingdom : Fungi
Divisio :Zygomycota
Classis :Zygomycetes
Ordo : Mucorales
Familia : Mucoraceae
Genus : Mucor
Spesies : Mucor sp
7. Jamur pada nasi
Kingdom : Fungi
Divisio : Zygomycota
Classis :Phicomycetes
Ordo :Zygomycetales
Familia : Mucoraceae
Genus : Rhizopus
Spesies : Aspergillus oryzae

2.1.2. Data praktikum jamur makroskopis
No Gambar Klasifikasi
1. Jamur Tiram
Kingdom:Fungi
Divisio:Basidiomycota
Kelas:Basidiomycetes
Ordo:Agaricales
Famili:Agaricaceae
Genus:Pleurotus
Spesies: Pleurotus ostreatus
2. Jamur kuping
Kingdom : Fungi
Divisio : Basidiomycota
Classis : Heterobasidiomycetes
Ordo : Auricularales
Familia : Auricuraliales
Genus : auricularia
Spesies : Auricularia politrika
3. Jamur Merang
Kingdom : Fungi
Divisio : Basidiomycota
Classis : Homobasidiomycetes
Ordo : Agaricales
Familia :Pluteaceae
Genus :Volvariella
Spesies :Volvariella volvaceae
4. Jamur Kayu
Kingdom : Fungi
Divisio :Basidiomycotina
Classis :Basidiomycetes
Ordo : Hymenomyceteles
Familia :Polydoracea
Genus :Ganoderma
Spesies :Ganoderma applanatum
5. Jamur Paku
Kingdom : Fungi
Divisio : Basidiomycota
Classis :Basidiomycetes
Ordo :Agarasimiaceae
Familia :Marasmilaceae
Genus :Lentinula
Spesies :Lentinula edodes
2.2. Pembahasan
2.2.1. Pembahasan praktikum jamur mikroskopis
1. Saccharomyces cerevisiae
Klasifikasi Saccharomyces cerevisiae
Kingdom: Fungi
Division : Ascomycota
Classis : Ascomycetes
Ordo : Saccharomycetales
Familia : Saccharomycetaceae
Genus : Saccharomyces
Species : Saccharomyces cerevisiae Gambar 3. Bentuk elipsodial S.cerevisiae4

Saccharomyces cerevisiae merupakan khamir sejati tergolong eukariotik (memiliki membran inti), ukuran 6-8 mikron, berbentuk bulat telur, melakukan reproduksi dengan cara bertunas dan dapat hidup di lingkungan aerob maupun anaerob. Kata Saccharomyces cerevisiae berasal dari kata Saccharo artinya gula dan myces artinya makan sedangkan cerevisiae artinya berkembang biak yang secara keseluruhan berarti ragi hidup dan berkembang biak dengan memakan gula.S. Cerevisiae merupakan kelompok mikroba yang tergolong dalam khamir (yeast). S. Cereviceae secara morfologis umumnya memiliki bentuk elipsodial dengan diameter yang tidak besar, hanya sekitar 1-3µm sampai 1-7µm3.
Yeast yang sangat berperan dalam pembuatan roti ini termasuk eukariota uniseluler yang mempunyai keunggulan yaitu mudah dikulturkan, pertumbuhannya cepat, peta genomnya sudah dapat dipetakan dengan jelas serta mudah menerima transfer gen. S. Cerevisiae dapat ditumbuhkan di laboratorium dengan menumbuhkannya pada media tertentu, baik media padat maupun media cair6. Dari segi warna, yeast yang juga sangat berperan dalam proses fermentasi alkohol ini mempunyai warna putih kekuningan yang dapat dilihat diatas permukaan tumbuh koloni, sehingga tidak seperti khamir lainnya yang seringkali tidak terlihat dibawah miskroskop karena tidak kontras dengan mediumnya. Penampilan makroskopisnya yaitu bentuk koloni yang bulat, warna yang kuning muda-keputihan, permukaan berkilau, licin, tekstur lunak dan memiliki sel bulat dengan askopora 1-8 buah5. Dilihat dari dinding selnya, S.Cerevisiae memiliki dinding sel yang mengandung a-D-Glukan, kitin, dan manoprotein. Dinding selnya ini diketahui mempunyai 3 lapisan, yaitu lapisan dalam alkali in-soluble (30-35%), lapisan tengah alkali-soluble a glukan (20-22%), serta lapisan luar adalah glikoprotein(30%) yaitu suatu karbohidrat yang tersusun dari manan yang terfosforilasi3.
Saccahromyses Cerevisiae bersifat fakultatif anaerobik mengandung 68-83% air, nitrogen, karbohidrat, lipid, vitamin, mineral dan 2,5-14% kadar N total. Cara hidupnya kosmopolitan dan mudah dijumpai pada permukaan buah-buahan, nektar bunga dan dalam cairan yang mengandung gula, namun ada pula yang ditemukan pada tanah dan serangga. Selain kosmopolitan, S. Cerevisiae ini dapat pula hidup secara saprofit maupun bersimbiosis.
Komposisi kimia S. cerevisiae terdiri atas : protein kasar 50-52%, karbohidrat ; 30-37%; lemak 4-5%; dan mineral 7-8% (REED dan NAGODAWITHANA, 1991) . SURIAWIRIA (1990) melaporkan komposisi kimia sel khamir yang hampir sama (Tabel 1) dan kandungan asam aminonya (Tabel 2).
Tabel 1 . Komposisi sel khamir S. cerevisiae
Senyawa Jumlah (%)
Abu 5,0-9,5
Asam Nukleat 6,0-12,0
Lemak 2,0-6,0
Nitrogen 7,5-8,5
Sumber: SURIAWIRIA (1990)
Tabel 2 . Kandungan asam amino dalam khamir S cerevisiae
Asam amino Jumlah (%)
Fenilalanin 4,1-4,8
Isoleusin 4,6-5,3
Lisin 7,7-7,8
Leusin 7,0-7,8
Metionin 1,6-1,7
Sistin 0,9
Treonin 4,8-54
Triptofan 1,1-1,3
Valin 5,3-5,8
Sumber: SURIAWIRIA (1990)
S. cerevisiae mempunyai beberapa enzim yang mempunyai fungsi penting yaitu intervase, peptidase dan zimase . Enzim peptidase mempunyai 96 gen dan yang homolog inaktif sebanyak 32 (PEPTIDASE, 2004).5
Cara Reproduksi
Saccharomyces cerevisiae dapat berkembang biak secara seksual dan aseksual. Perkembangbiakan aseksual diawali dengan menonjolnya dinding sel ke luar membentuk tunas kecil. Tonjolan membesar dan sitoplasma mengalir ke dalamnya, sehingga sel menyempit pada bagian dasarnya. Selanjutnya nucleus dalam sel induk membelah secara mitosis dan satu anak inti bergerak ke dalam tunas tadi. Sel anak kemudian memisahkan diri dari induknya atau membentuk tunas lagi hingga membentuk koloni. Dalam keadaan optimum satu sel dapat membentuk koloni dengan 20 kuncup.
Perkembangbiakan seksual terjadi jika keadaan lingkungan tidak menguntungkan. Pada prosesnya, sel Saccharomyces cerevisiae berfungsi sebagai askus. Nukleus nya yang diploid (2n) membelah secara meiosis, membentuk empat sel haploid (n). Inti-inti haploid tersebut akan dilindungi oleh dinding sel sehingga mem-bentuk askospora haploid (n). Dengan perlindungan ini askospora lebih tahan terhadap lingkungan buruk. Selanjutnya, empat askospora akan tumbuh dan menekan dinding askus hingga pecah, akhirnya spora menyebar. Jika spora jatuh pada tempat yang sesuai, sel-sel baru akan tumbuh membentuk tunas, sebagaimana terjadi pada fase aseksual. Dengan demikianSaccharomyces cerevisiae mengalami fase diploid (2n) dan fase haploid (n) dalam daur hidupnya.9
Pemanfaatan
Spesies khamir yang paling umum digunakan dalam industri makanan adalah S. cerevisiae, misalnya dalam pembuatan roti dan produksi minuman beralkohol (bir dan anggur)10. Selain digunakan dalam industri makanan manusia, S. cerevisiae jg bisa dimanfaatkan sebagai probiotik makanan ternak. Berikut akan dijelaskan peranan khamirS. cerevisiae dalam berbagai hal seperti Pembuatan roti.

2. Rhizopus Oryzae
Klasifikasi Rhizopus oryzae menurut Germain (2006) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisio : Zygomycota
Class : Zygomycetes
Ordo : Mucorales
Familia : Mucoraceae
Genus : Rhizopus
Species : Rhizopus oryzae
Menurut Soetrisno (1996) sifat-sifat jamur Rhizopus oryzae yaitu koloni berwarna
putih berangsur-angsur menjadi abu-abu; stolon halus atau sedikit kasar dan tidak berwarna hingga kuning kecoklatan; sporangiofora tumbuh dari stolon dan mengarah ke udara, baik tunggal atau dalam kelompok (hingga 5 sporangiofora); rhizoid tumbuh berlawanan dan terletak pada posisi yang sama dengan sporangiofora; sporangia globus atau sub globus dengan dinding berspinulosa (duri-duri pendek), yang berwarna coklat gelap sampai hitam bila telah masak; kolumela oval hingga bulat, dengan dinding halus atau sedikit kasar; spora bulat, oval atau berbentuk elips atau silinder; suhu optimal untuk pertumbuhan 350C,minimal 5-70C dan maksimal 440C. Berdasarkan asam laktat yang dihasilkan Rhizopusoryzae termasuk mikroba heterofermentatif (Kuswanto dan Slamet, 1989).
Rhizopus mempunyai tiga tipe hifa, yaitu:
a. Stolon, hifa yang membentuk jaringan pada permukaan substrat (misalnya roti)
b. rizoid, hifa yang menembus substrat dan berfungsi sebagai jangkar untuk menyerap makanan
c. sporangiofor, hifa yang tumbuh tegak pada permukaan substrat dan memiliki sporangium globuler di ujungnya
Ciri-ciri
a. Habitat di darat, di tanah yang lembab atau sisa organisme mati
b. Hifanya bercabang banyak tidak bersekat saat masih muda dan bersekat setelah menjadi tua
c. Miseliumnya mempunyai tiga tipe hifa yaitu : stolon (hifa yang membentuk jaringan di permukaan substrat seperti roti), rhizoid (hifa yang mnembus substrat dan berfungsi untuk menyerap makanan), sporangiofor (tangkai sporangium)
d. Berkembangbiak dengan cara vegetatif yaitu membuat sporangium yang menghasilkan spora. Generatif yaitu dengan konjugasi dua hifa (-) dan hifa (+).
Cara Reproduksi
Reproduksi vegetatif dengan cara membentuk spora tak berflagel (aplanospora) dan generatif dengan cara gametangiogami dari dua hifa yang kompatibel/konjugasi dengan menghasilkan zigospora
Peran Rhizopus oryzae sebagai Bahan Pangan dan Penghasil Enzim
Jamur Rhizopus oryzae merupakan jamur yang sering digunakan dalam pembuatan tempe (Soetrisno, 1996). Jamur Rhizopus oryzae aman dikonsumsi karena tidak menghasilkan toksin dan mampu menghasilkan asam laktat (Purwoko dan Pamudyanti, 2004). Jamur Rhizopus oryzae mempunyai kemampuan mengurai lemak kompleks menjadi trigliserida dan asam amino (Septiani, 2004). Selain itu jamur Rhizopus oryzae mampu menghasilkan protease (Margiono, 1992).
Rhizopus oryzae sebagai Starter
Jamur sering digunakan sebagai starter dalam pembuatan berbagai jenis keju. Agar tumbuh pada susu, kultur starter harus mampu untuk memfermentasikan laktosa, menghasilkan asam amino dari proses proteolisis (Widodo, 1992). Peran utama jamur dalam pembuatan keju adalah mempertajam cita rasa dan aroma, serta sedikit memodifikasi penampakan tekstur tahu keju (Daulay, 1991b).
3. Mucor mucedo
Klasifikasi
Kingdom :Fungi
Divisio :Zygomycota
Class :Zygomycetes
Order :Mucorals
Familia :Mucoraceae
Genus :Mucor
Species : Mucor mucedo
Mucor adalah genus dari sekitar 3000 jenis cetakan umumnya ditemukan di tanah, sistem pencernaan, permukaan tanaman, dan bahan sayuran busuk. Mucor mucedo hidup saprofit di kotoran sapi , roti, tanah dan busukan .
Ciri morfologi koloni:
Hifa seperti benang putih; bagian tertentu tampak sporangium dan sporangiofor berupa titik-titik hitam seperti jarum pentul.
Ciri mikroskopis:
Hifa tanpa sekat, terdapat sporangium dan sporangio- spora. Organisme ini dan Zygomycetes lain akan tumbuh dengan cepat pada kebanyakan media jamur. Dapat menyebabkan kekebalan tubuh Mega siRnawati berkompromi mucorosis dalam individu. Situs infeksi paru-paru, sinus hidung, otak, mata dan kulit. Infeksi mungkin memiliki beberapa situs.

4. Aspergillus oryzae
Klasifikasi
Domain : Eukarya
Kingdom : Fungi
Divisio : Ascomycota
Cassis : Eurotiomycetes
Ordo : Eurotiales
Famili : Trichocomaceae
Genus : Aspergillus
Spesies : Aspergillus oryzae
Oryzae adalah jamur filamen (cetakan). Hal ini digunakan dalam masakan Cina dan Jepang untuk fermentasi kedelai. Hal ini juga digunakan untuk saccharify beras, biji bijian lain, dan kentang dalam pembuatan minuman beralkohol seperti huangjiu, sake, dan Shōchū.Domestikasi A. oryzae terjadi setidaknya dua ribu tahun yang lalu. A. oryzae digunakan untuk produksi cuka beras. Minuman beralkohol seperti sake Jepang sering dibuat dari beras atau bahan berpati lainnya (seperti ubi kayu), dan bukan dari anggur atau barley malt.Mikroorganisme yang biasa digunakan untuk membuat alkohol, seperti ragi dari genus Saccharomyces, tidak dapat memfermentasi pati, dan sebagainya koji cetakan seperti Aspergillus oryzae digunakan untuk memecah pati menjadi gula sederhana.
Spesies Aspergillus sangat aerobik dan ditemukan di hampir semua lingkungan yang kaya oksigen, di mana mereka biasanya tumbuh sebagai cetakan pada permukaan substrat, sebagai akibat dari tekanan oksigen tinggi.
Umumnya, jamur tumbuh pada substrat yang kaya karbon seperti monosakarida (seperti glukosa) dan polisakarida (seperti amilosa). Spesies Aspergillus merupakan kontaminan umum makanan bertepung (seperti roti dan kentang), dan tumbuh di dalam atau di banyak tanaman dan pohon-pohon. Anggota dari genus juga merupakan sumber produk alami yang dapat digunakan dalam pengembangan obat untuk mengobati penyakit manusia.Aspergillus sp biasanya digunakan untuk produksi enzim asli dan asing, termasuk oksidase glukosa dan ayam putih telur lisozim. Dalam hal ini, budaya yang tumbuh sebagai budaya terendam dalam bioreaktor.
Aspergillus oryzae yang aman aspergillum didefinisikan dengan baik. Ketika kontak dengan sumber energi Aspergillus oryzae mensekresikan enzim yang mampu mengubah molekul organik kompleks untuk yang sederhana, oryzae juga tinggi di beberapa kegiatan phosphatise meningkatkan bioavailabilitas fosfat sebagai sumber energi untuk meningkatkan metabolisme dalam mikroba diinokulasi orang-orang di lingkungan sekitarnya.
Mereka menyediakan sumber tambahan gizi dalam kolonisasi mikroba, oleh B. subtilis pada khususnya, dari rumput dan akar tanaman di habitat yang menyaring air yang tercemar polusi dan kerusakan organik, oleh unsur-unsur mikroba lebih kuat dari pengobatan InocUsol dan merupakan bagian integral dalam ekologi mikroba yang berkaitan dengan kesejahteraan banyak pohon dan tanaman di lingkungan kita.
Mereka adalah sumber molekul obat lain dan berhubungan dengan habitat alami banyak termasuk lingkungan laut.

2.2.2. Pembahasan praktikum jamur makroskopis
1) Jamur Tiram(Pleurotus ostreatus)
Status konservasi: Aman
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan : Fungi
Filum : Basidiomycota
Kelas : Homobasidiomycetes
Ordo : Agaricales
Famili : Tricholomataceae
Genus : Pleurotus
Spesies : Pleurotus ostreatus Nama binomialPleurotus ostreatus
Champ. Jura. Vosg. 1: 112, 1872

Jamur tiram di permukaan batang kayu.
Jamur tiram ( Pleurotus ostreatus ) adalah jamur pangan dari kelompok Basidiomycota dan termasuk kelas Homobasidiomycetes dengan ciri-ciri umum tubuh buah berwarna putih hingga krem dan tudungnya berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung.Jamur tiram masih satu kerabat dengan Pleurotus eryngii dan sering dikenal dengan sebutan King Oyster Mushroom
Karakteristik
Tubuh buah jamur tiram memiliki tangkai yang tumbuh menyamping ( bahasa Latin : pleurotus ) dan bentuknya seperti tiram ( ostreatus ) sehingga jamur tiram mempunyai nama binomial Pleurotus ostreatus .Bagian tudung dari jamur tersebut berubah warna dari hitam, abu-abu, coklat, hingga putih, dengan permukaan yang hampir licin, diameter 5-20 cm yang bertepi tudung mulus sedikit berlekuk.Selain itu, jamur tiram juga memiliki spora berbentuk batang berukuran 8-11×3-4μm serta miselia berwarna putih yang bisa tumbuh dengan cepat. Di alam bebas, jamur tiram bisa dijumpai hampir sepanjang tahun di hutan pegunungan daerah yang sejuk.Tubuh buah terlihat saling bertumpuk di permukaan batang pohon yang sudah melapuk atau pokok batang pohon yang sudah ditebang karena jamurtiram adalah salah satu jenis jamur kayu.Untuk itu, saatingin membudidayakan jamur ini, substrat yang dibuat harus memperhatikan habitat alaminya.Media yang umumdipakai untuk membiakkan jamut tiram adalah serbuk gergaji kayu yang merupakan limbah dari penggergajian kayu.
Siklus hidup
Pada umumnya jamur tiram, Pleurotus ostreatus, mengalami dua tipe perkembangbiakan dalam siklus hidupnya, yakni secara aseksual maupun seksual.Seperti halnya reproduksi aseksual jamur, reproduksi aseksual basidiomycota secara umum yang terjadi melalui jalur spora yang terbentuk secara endogen pada kantung sporaatau sporangiumnya, spora aseksualnya yang disebut konidiospora terbentuk dalamkonidium. Sedangkan secara seksual , reproduksinya terjadi melaluipenyatuan dua jenis hifa yang bertindak sebagai gamet jantan dan betina membentuk zigot yang kemudian tumbuh menjadi primodia dewasa.Spora seksual pada jamur tiram putih, disebut juga basidiospora yang terletak pada kantung basidium.Mula-mula basidiospora bergerminasi membentuk suatu masa miselium monokaryotik, yaitu miselium dengan inti haploid.Miselium terus bertumbuh hingga hifa pada miselium tersebut berfusi dengan hifa lain yang kompatibel sehingga terjadi plasmogami membentuk hifa dikaryotik.Setelah itu apabila kondisi lingkungan memungkinkan ( suhu antara 10-20 °C, kelembapan 85-90%, cahaya mencukupi, dan CO2 < 1000 ppm) maka tubuh buah akan terbentuk.Terbentuknya tubuh buah diiringi terjadinya kariogami dan meiosis pada basidium.Nukleus haploid hasil meiosis kemudian bermigrasi menuju tetrad basidiospora pada basidium.Basidium ini terletak pada bilah atau sekat pada tudungjamur dewasa yang jumlahnya banyak (lamela).Dari spora yang terlepas ini akan berkembang menjadi hifa monokarion.Hifa ini akan memanjangkan filamennya dengan membentuk cabang hasil pembentukan dari dua nukleus yang dibatasi oleh septum (satu septum satu nukleus).Kemudian hifa monokarion akan mengumpul membentuk jaringan sambungmenyambung berwarna putih yang disebut miselium awal dan akhirnya tumbuh menjadimiselium dewasa (kumpulan hifa dikarion).Dalam tingkatan ini, hifa-hifa mengalami tahapan plasmogami , kariogami , dan meiosis hingga membentuk bakal jamur.Nantinya, jamur dewasa ini dapat langsung dipanen atau dipersiapkan kembali menjadibibit induk.
Habitat alami jamur tiram
Secara alami, jamur tiram Pleurotus ditemukan di hutan dibawah pohon berdaun lebaratau di bawah tanaman berkayu.Jamur tiram tidak memerlukan cahaya matahari yang banyak, di tempat terlindung miselium jamur akan tumbuh lebih cepat daripada di tempat yang terang dengan cahaya matahari berlimpah.Pertumbuhan misellium akan tumbuh dengan cepat dalam keadaan gelap/tanpa sinar.Pada masa pertumbuhan misellium , jamur tiram sebaiknya ditempatkan dalamruangan yang gelap, tetapi pada masa pertumbuhan badan buah memerlukan adanya rangsangan sinar.Pada tempat yang sama sekali tidak ada cahaya badan buah tidak dapat tumbuh, oleh karena itu padamasa terbentuknya badan buah pada permukaan media harus mulai mendapat sinar dengan intensitas penyinaran60 – 70 %.
Pada budidaya jamur tiram suhu udara memegang peranan yang penting untuk mendapatkan pertumbuhan badan buah yang optimal.Pada umumnya suhu yang optimal untuk pertumbuhan jamur tiram, dibedakan dalamdua fase yaitu fase inkubasi yang memerlukan suhu udaraberkisar antara 22 – 28 O C dengan kelembaban 60 – 70 % dan fase pembentukan tubuh buah memerlukan suhuudara antara 16 – 22 O C.Tingkat keasaman media jugasangat berpengaruh terhadap pertumbuhan jamur tiram.Apabila pH terlalu rendah atau terlalu tinggi maka pertumbuhan jamur akan terhambat.bahkan mungkin akan tumbuh jamur lain yang akan mergganggu pertumbuhan jamur tiram itu sendiri.Keasaman pH media perlu diatur antara pH 6 – 7 dengan menggunakan kapur (Calsium carbonat).Kondisi di atas lebih mudah dicapai di daerah dataran tinggi sekitar 700-800 m dpl. [1] Kemungkinan budidaya jamur di dataran rendah tidaklah mustahil asalkan iklim ruang penyimpanan dapat diatur dan disesuaikandengan keperluan jamur.
Kandungan gizi
Berdasarkan penelitian Sunan Pongsamart, biochemistry, Faculty of Pharmaceutical Universitas Chulangkorn, jamur tiram mengandung protein , air , kalori , karbohidrat , dan sisanya berupa serat zat besi, kalsium , vitamin B1 , vitamin B2 , dan vitamin C.
Jamur tiram ( Pleurotus ostreatus ) merupakan bahan makanan bernutrisi dengan kandungan protein tinggi, kaya vitamin dan mineral , rendah karbohidrat , lemak dan kalori.Jamur ini memiliki kandungan nutrisi seperti vitamin, fosfor, besi, kalsium, karbohidrat, dan protein.Untuk kandunganproteinnya, lumayan cukup tinggi, yaitu sekitar 10,5-30,4%. Komposisi dan kandungan nutrisi setiap100 gram jamur tiram adalah 367 kalori, 10,5-30,4 persenprotein, 56,6 persen karbohidrat, 1,7-2,2 persen lemak, 0.20 mg thiamin , 4.7-4.9 mg riboflavin , 77,2 mg niacin , dan 314.0 mg kalsium.Kalori yang dikandung jamur ini adalah 100 kj/100 gram dengan 72 persen lemak tak jenuh.Serat jamur sangat baik untuk pencernaan.Kandungan seratnya mencapai 7,4- 24,6 persen sehingga cocok untuk para pelaku diet.Kandungan gizi jamur tiram menurut Direktorat Jenderal Hortikultura Departemen Pertanian.Protein rata-rata 3.5 – 4 % dari berat basah.Berarti dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan asparagus dan kubis. Jika dihitung berat kering.Kandungan proteinnya 10,5-30,4%.Sedangkan beras hanya 7.3%, gandum 13.2%, kedelai 39.1%, dan susu sapi 25.2%.Jamur tiram juga mengandung 9 macam asam amino yaitu lisin , metionin , triptofan , threonin , valin , leusin , isoleusin , histidin , dan fenilalanin.72% lemak dalam jamur tiram adalah asam lemak tidak jenuh sehingga aman dikonsumsi baik yang menderita
kelebihan kolesterol ( hiperkolesterol ) maupun gangguan metabolisme lipid lainnya.28% asam lemak jenuh serta adanya semacampolisakarida kitin di dalam jamur tiram diduga menimbulkan rasa enak.Jamur tiram juga mengandung vitamin penting, terutama vitamin B, C dan D. vitamin B1( tiamin ), vitamin B2 ( riboflavin ), niasin dan provitamin D2 ( ergosterol ), dalam jamur tiram cukup tinggi.Mineralutama tertinggi adalah Kalium , Fosfor , Natrium , Kalsium , dan Magnesium.Mineral utama tertinggi adalah : Zn, Fe, Mn, Mo, Co, Pb.Konsentrasi K, P, Na, Ca dan Me mencapai 56-70% dari total abu dengan kadar K mencapai 45%.Mineral mikroelemen yang bersifat logam dalam jarum tiram kandungannya rendah, sehingga jamur ini aman dikonsumsi setiap hari.
Manfaat
Jamur tiram sebagai bahan makanan
Jamur tiram juga memiliki berbagai manfaat yaitu sebagai makanan, menurunkan kolesterol , sebagai antibakterial dan antitumor, serta dapat menghasilkan enzim hidrolisis dan enzim oksidasi.Selain itu, jamur tiram juga dapat berguna dalam membunuh nematoda Jamur tiram ini memiliki manfaat kesehatan diantaranya, dapat mengurangi kolesterol dan jantung lemah serta beberapa penyakit lainnya. Jamur ini juga dipercaya mempunyai khasiat obat untukberbagai penyakit seperti penyakit lever, diabetes , anemia.Selain itu jamur tiram juga dapat bermanfaat sebagai antiviral dan antikanker serta menurunkan kadar kolesterol.Di sampingitu, jamur tiram juga dipercaya mampu membantu penurunan berat badan karena berserat tinggi dan membantu pencernaan.Jamur tiram ini mengandung senyawa pleuran yang berkhasiat sebagai antitumor, menurunkan kolesterol, serta bertindak sebagai antioksidan.Adanya polisakarida , khususnya Beta-D-glucans pada jamur tiram mempunyai efek positif sebagai antitumor, antikanker, antivirus (termasuk AIDS ), melawan kolesterol, antijamur, antibakteri, dan dapat meningkatkan sistem imun.Pada jamur tiram, produk ini disebut sebagai plovastin yang di pasaran dikenal sebagai suplemen penurun kolesterol (komponen aktifnya statin yang baik untuk menghambat metabolisme kolesterol di dalam tubuh manusia).Dilihat dari kandungan gizi yang terdapat dalam jamur tiram maka bahan ini termasuk aman untuk dikonsumsi.Adanya seratyaitu lignoselulosa baik untukpencernaan. USDA ( United States Drugs and Administration ) yang melakukan penelitian pada tikus menunjukkan bahwa dengan pemberian menu jamur tiram selama 3 minggu akan menurunkan kadar kolesterol dalam serum hingga 40 % dibandingkan dengan tikus yang tidak diberi pakan yang mengandung jamur tiram.Sehingga mereka berpendapat bahwa jamur tiram dapat menurunkan kadar kolesterol pada penderita hiperkolesterol. [14] [15] Di Jepang saat ini sedang diteliti potensi jamur tiram sebagai bahan makananyang dapat mencegah timbulnya tumor.
Budidaya
Di alam bebas, jamur tiram bisa dijumpai hampir sepanjang tahun di hutan pegunungan daerah yang sejuk.Tubuh buah terlihat saling bertumpuk di permukaan batang pohon yang sudah melapuk atau pokok batang pohon yang sudah ditebang karena jamurtiram adalah salah satu jenis jamur kayu.Untuk itu, saatingin membudidayakan jamur ini, substrat yang dibuat harus memperhatikan habitat alaminya.Dalam budidaya jamur tiram dapat digunakan substrat, seperti kompos serbuk gergaji kayu, ampas tebu atau sekam.Hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya jamur tiram adalah faktor ketinggian dan persyarataan lingkungan, sumber bahan baku untuk substrat tanam dan sumber bibit.Miselium dan tubuh buahnya tumbuh dan berkembang baik pada suhu 26-30 °C.Jamur tiram ( Pleurotus ostreatus ) mulai dibudidayakan pada tahun 1900. Budidaya jamur ini tergolong sederhana.Jamur tiram biasanya dipeliharan dengan media tanam serbuk gergaji steril yang dikemas dalam kantung plastik.

2) Jamur kuping(Auricularia politrika)
Kingdom : Fungi
Divisio : Basidiomycota
Classis : Heterobasidiomycetes
Ordo : Auricularales
Familia : Auricuraliales
Genus : auricularia
Spesies : Auricularia politrika
Jamur kuping memiliki tubuh buah mirip daun telinga manusia.Sebutan jamur kuping melekat pada jenis jamur yang memiliki tubuh buah (basadio-carp) mirip kuping (daun telinga).Jamur merupakan Kingdom Fungi,dengan karakter Heterotrop karena tidak memiliki khlorofil.Jamur memiliki inti,berspora, dan merupakan sel-sel lepas atau bersambungan membentuk benang (Hifa).Hifa jamur kuping ini bersekat dan membentuk kelompok yang disebut miselium(kumpulan hifa).Miselium jamur ini bercabang-cabang dan pada titik-titik pertemuannya membentuk bintik kecil yang disebut sporangium yang akan tumbuh menjadi pin head (tunas atau calon tubuh buah jamur).Pin head akhirnya berkembang (tumbuh) menjadi jamur (tubuh buah).Tubuh jamur kuping bertangkai pendek dan tumbuh menempel pada substrat dengan membuat lubang pada permukaannya.Bentuk tubuh buah berupa lembaran bergelombang tidak beraturan dan agak rumit, besar seperti mangkok (cawan),dan lunak seperti selai,atau kenyal mirip belulang.Permukaan atas seperti beludru dan bagian bawah licin mengkilat.Kulitnya berlendir selama musim hujan dan tampak mengkerut pada musim kemarau.Bentuk tubuh buah(basidiocarp).Tubuh buah jamur kuping dalam keadaan basah bersifat gelatinous(kenyal),licin,lentur(elastis),berubah melengkung agak kaku dalam keadaan kering.Lebar tubuh buah jamur kuping sekitar 3cm – 8cm dan tebalnya sekitar 0,1cm – 0,2cm.Jamur kuping mencapai dewasa bila panjang (diameter) basidocarp mencapai 10 cm.
Karakteristik keluarga Aucularia adalah memiliki basidium berupa hypobasidium atau epibasidium yang masing-masing terdiri dari atas 4 sel.Semula inti diploid dari calon basidium membelah secara meiosis menjadi dua bagian.Setiap pembelahan inti selalu diikuti oleh penyekatan basidium menjadi dua sel.Selanjutnya, inti setiap sel membelah dan diikuti penyekatan sel yang bersangkutan sehingga terbentuk hypobasidium bersel 4 (empat).Dari setiap sel hypobasidium, tumbuh epibasidium ynag panjang, searah dengan pertumbuhan hypobasidium, tumbuh sterigmata penghasih basidiospora.Selanjutnya, basidiospora tumbuh menjadi myselium yang akan berkembang menjadi dewasa yang dilengkapi basidiocarp.Pada awal degradasi miselium, jamur kuping melakukan penetrasi (pemboran) dengan melubangi dinding sel kayu secara langsung dan tegak lurus pada sumbu sel.Proses penetrasi dinding sel kayu dibantu oleh enzim-enzim pemecah sellulose, hemi sellulose, dan lignin yang disekresi oleh jamur melalui ujung lateral benang-benang miselium.Sehingga jamur sistem pencernaannya tergolong dalam pencernaan Ekstra selluler karena zat makanan / sari makanan yang masuk ke sel sudah sederhana setelah di cerna di luar sel.Enzim mencerna senyawa kayu yang dilubangi sekaligus menjadi zat makanan bagi jamur
Jamur kuping ( Auricularia polytricha) ini digolongkan dalam kelompok Basidiomycotina , jamur yang makroskopis yang spora sexualnya sesuai nama jamurnya yaitu Basidiospora , sedang spora sexualnya berupa Konidiospora
MANFAAT
Dari segi gastronomic ataupun organoleptik, rasa, aroma dan penampilan jamur kuping memang kurang menarik.Jika disajikan dalam bentuk makananpun, rupanya kurang menggugah selera.Jamur Kuping ini dapat berfungsi sebagai obat dan penawar racun.Lendir yang dihasilkan jamur kuping selama dimasak dapat menjadi pengental.Bahkan lendir jamur kuping dapat menetralkan dan menonaktifkan kolestrol. baik dalam bentuk racun nabati, racun residu pestisida, bahkan sampai racun dalam bentuk logam berat.Hampir semua ramuan masakan china, jamur kuping selalu ditambahkan untuk tujuan menonaktifkan racun.Kandungan senyawa dalam lendir jamur kuping efektif untuk menghambat pertumbuhan carcinoma dan sareoma (kanker) sampai 80-90%. Ia juga berfungsi untuk menghambat penggumpalan darah.
Manfaat jamur kuping untuk pengobatan penyakit salah satunya adalah
1. Darah tinggi atau pembuluh darah mengeras akibat penggumpalan darah.
2. mengurangi panas dalam dan mengurangi rasa sakit pada kulit akibat luka bakar
3. Penyembuh sakit jantung
4. Penurun kolesterol dan trigliserid
5. Antiplatelet dan antipengentalan darah
6. Sebagai antipendarahan.
Apabila seseorang mau mengonsumsi jamur kuping hitam setiap hari, aliran darah akan lancar, terhindar dari stroke, jantung, atau otak, karena adanya sumbatan di pembuluh darah.Akhir-akhir ini banyak orang terserang stroke, terjadi kelumpuhan atau terkena serangan jantung. pembuluh darah yang pecah akibat tekanan darah tinggi, terjadinya penyumbatan pembuluh darah karena lemak menempel di dinding yang bisa menyebabkan sumbatan dan aliran darah tidak lancar , makanan dan oksigen darah tidak dapat mencapai daerah yang membutuhkan, berakibat sel-sel otak atau otot jantung akan mati, akhirnya terjadi kelumpuhan anggota tubuh, sel otak terganggu sehingga orang sulit bicara bahkan tidak sadarkan diri.Di China, jamur kuping digunakan sebagai obat mengencerkan darah atau antikoagulasi yaitu mencegah penjendalan darah, namun di sisi lain dapat berfungsi sebagai antihaemorhagi (menghentikan perdarahan).Tidak seperti halnya obat kimia tunggal, yang bekerja sesuai sifat pengobatannya saja, sedang obat alami dari tanaman, berisi lebih dari satu zat berkhasiat dapat saling menyeimbangkan.
Kandungan nutrisi jamur kuping terdiriatas:
kadar air 89.1
Protein 4.2
Lemak 8.3
karbohidrat total 82.8
Serat 19.8
Abu 4.7
nilai energi 351 l

3) Jamur Merang(Volvariella volvaceae)
Klasifikasi
Super Kingdom: Eukaryota
Kingdom : Myceteae (fungi)
Divisio : Basidiomycotae
Kelas : Basidiomycetes
Ordo : Agaricales
Familia : Plutaceae
Genus : Volvariella
Spesies : Volvariella volvacea
Lingkungan tumbuh
Jamur merang tumbuh di lokasi yang mempunyai suhu 32¬-38°C dan kelembapan 80-90% dengan oksigen yang cukup. Jamur ini tidak tahan terhadap cahaya matahari langsung, tetapi tetap membutuhkannya dalam bentuk pancaran tidak langsung. Derajat keasaman (pH) yang cocok untuk jamur merang adalah 6,8-7. Jamur merang kaya akan protein kasar dan karbohidrat bebas N (N-face carbohydrate). Tingkat kandungan serat kasar dan abu adalah moderat, sedangkan kandungan lemaknya rendah. Nilai energi jamur merang rendah, namun merupakan sumber protein dan mineral yang baik dengan kandungan kalium dan fosfor yang tinggi. Kandungan Na, Ca, Mg dan Cu, Zn , Fe cukup. Kandungan logam berat Pb dan Cd tidak ada, sehingga jamur merang sangat baik digunakan sebagai bahan makanan sehari-hari. Kandungan protein jamur merang mencapai 1, 8 persen, lemak 0.3 persen, dan karbohidrat 12 – 48 persen.Jamur merang kaya akan protein, sebagai makanan anti kolesterol, eritadenin dalam jamur merang dikenal sebagai penawar racun, dan banyak mengandung antibiotik yang berguna untuk pencegahan anemia. Menurut penelitian jamur juga dapat digunakan untuk mengobati kanker.
Pertumbuhan Jamur Merang (Volvariella volvace) Pertumbuhan Jamur Merang berarti banyaknya Meselium jamur yang tumbuh membentuk tubuh buah (primodia)yang muncul di atas permukaan media tumbuh (Trubus, 2001).
Jamur Merang termasuk jamur sejati yang memiliki tingkatan hidup yang lebih tinggi dari pada tumbuhan Talus lainya. Jamur sejati umumnya memiliki tubuh buah yang merupakan tonjolan atau pertumbuhan dari Myselium.Tubuh buah pada Jamur Merang (Volvariella volvacea) sudah memiliki Akar, batang (tangkai) di mana pada tudung terbentuk spora. Spora yang sudah masak biasanya di terbangkan oleh angin yang kemudian tumbuh membentuk myselium. Myselium umurnya lebih dari satu tahun, selama keadaan buruk myselium berada dalam tanah, kadang – kadang juga kayu, dan pada musim-miusim tertentu (di indonesia musim hujan) membentuk tubuh buah yang menyerupai payung (Tjirosoepomo, 1981)
Menurut Suriawiria (1982), kehidupan jamur dapat menjadi jasad yang saprofit ataupun jasad yang parasit, kalau kemudian jamur ditelaah dari segi sifat mikroba secara umum, ternyata jamur termasuk jasad yang heterotrofik artinya untuk keperluan hidupnya ketergantungan sumber nutrien (sumber makanan) dari sumber yang lain yang sudah ada. Jamur Merang (Volvariella volvacea) sendiri memiliki bentuk tubuh yang lengkap yang menyerupai tanaman yang sudah memiliki akar (rhizoid), tangkai, dan tudung. Sebagai organisme yang tidak berklorofil Jamur Merang (Volvariella volvacea) memiliki warna agak ke coklatan yang umumnya terdiri dari zat aromatik yang tidak mengandung N. Jamur secara umum tidak dapat melakukan fotosintesis dengan demikian jamur tidak dapat menggunakan secara langsung sinar matahari. Jamur memperoleh makanan dalam bentuk jadi seperti selulosa, glukosa, lignin, dan protein. Berbeda dengan jenis jasad yang memiliki klorofil mempunyai kemampuan untuk melakukan fotosintesis yaitu pengubahan senyawa anorganik (CO2, H2O) menjadi senyawa organik (C6 H12 O6 ) ini di sebabkan klorofil merupakan bejana alami yang mengubah energi fisik ( cahaya) menjadi energi kimia.
Pada umumnya bangsa jamur dapat berkembangbiak dengan dua cara yaitu secara seksual dan aseksual.
Perkembangbiakan Secara Seksual
Perkembangbiakan secara seksual bukan bearti sama kejadianya pada hewan. Di dalam kenyataanya ada dua hifa yang kemudian bertindak seperti gamet (alat perkembangbiakan ), tetapi belum dapat di bedakan antara yang jantan dan betina, hanya di beri tanda (+) dan (-), yang kemudian bersatu (kawin) membentuk zigot yang kemudian tumbuh menjadi jamur dewasa. (Suriawiria, 1982).
Perkembangbiakan Secara Aseksual
Perkembangbiakan secara aseksual yaitu melalui jalur spora yang terbentuk endogen di dalam askus atau eksogen pada basilium. Askus merupakan alat perkembangbiakan yang spesifik dan tidak lain merupakan sporangium. Askus dan basidium berkumpul dalam satu tubuh buah yang terjadi dari plektenkim dalam tubuh buah askus atau basidium tersusun tegak dan sejajar seperti jaringan tiang (Tjitrosoepomo, 1981). Jamur Merang khususnya jamur–jamur yang memiliki tubuh buah pada umumnya berkembangbiak dengan membentuk spora.Sinaga (1990)
Morfologi Jamur Merang
Tubuh buah sering pula disebut dengan primodia yaitu sesuatu yang keluar di atas permukaan tanah yang bentuknya seperti payung terbuka bila mana sudah tua, dan berbentuk telur kecil bila mana baru timbul. Selain jamur yang tumbuh membentuk tubuh buah juga terdapat jamur yang tetap dalam bentuk myselium yang biasanya tumbuh di dalam tanah dan senantiasa menghindari sinar matahari (Rismunandar, 1982).
Struktur Tubuh Buah Jamur Merang (Volvariella volvacea)
Menurut Suriawiria (1986), jamur secara umum mempunyai struktur tubuh yang sederhana mulai dari jamur bersel satu, bentuk serat sampai bentuk lengkap, artinya sudah menyerupai tanaman tingkat tinggi yang sudah memiliki akar dan batang.
Pada jamur yang memiliki tingkat kehidupan lebih tiggi (Jamur Sejati) memiliki dua macam perkembangan tubuh buah atau Primodia, yaitu : tipe perkembangan tubuh buah Angiocarpic dan Gymnocarpic.
Tipe Angiocarpic
Pada saat perkembangan sampai terbentuknya primodia. Ada stadio kancing (Button Stage) selubung universal yang membungkus keseluruhan tubuh buah akan tercabik, tudung akan terangkat ke atas sedangkan selubung universal yang sobek tertinggal di bawah yang kemudian membentuk wadah yang di sebut dengan cawan.
Tipe Gymnocarpic
Pada tipe perkembangan gymnocarpic lapisan universal tidak terbentuk, sisi dari pembesaran tudung di hubungkan dengan batang oleh selubung dalam, pada waktu membesar selubung dalam tercabik dan melekat melingkari batang membentuk cin-cin (anulus). Jadi Jamur Merang memiliki tipe perkembangan tubuh buah Angiocarpic karena pada Jamur Merang terdapat volva, sedangkan jamur-jamur yang memiliki perkembangan tubuh buah tipe Gymnocarpic salah satunya yaitu campingnon yang memiliki lingkaran pada tangkainya (Sinaga, 1990).
4) Jamur Kayu(Ganoderma applanatum)
Klasifikasi :
Divisi : Basidiomycetes
Kelas : Homobasidiomycetes
Ordo : Hymenomycetales
Familia : Polyporaceae
Genus : Ganoderma
Spesies : Ganoderma applanatum
Merupakan organisme tingkat rendah yang belum mempunyai akar,batang,daun sehingga disebut dengan tumbuhan tallus.Tubuh terdiri dari satu sel (uniseluller) dan bersel banyak (multiseluller).Sel berbentuk benang (hifa).Hifa akan bercabang-cabang membentuk bangunan seperti anyaman yang disebut miselium.Tubuh multiseluller terdiri atas hifa yang bersekat.Hidup terestrial saprofit, parasit atau membentuk mikorhiza.Tubuh buah disebut basidiokarp yaitu tempat terbentuknya basidium dan basidium terbentuk spora basidium. Basidiokarp tersusun atas basidiun-basidium yang di dalamnya berisi spora (basidiospora). Basidium ada yang terdiri atas satu sel dan ada yang bersekat-sekat terbagi menjadi 4 bagian sel.Sel bersifat eukaryotik, tidak mempunyai klorofil, sebagai parasit atau saprofit. Menyukai hidup pada tempat yang lembab dan tidak menyukai akan adanya cahaya.Fase dikaryotik lebih panjang di cirikan oleh adanya basidium dan basidiospora,basidiospora dibentuk di liau basidium,basidiospore yang dibentuk selalu 4,hasil fruktifikasi disebut basidiocarp. Mempunyai tingkat perkembangan sederhana, Belum membentuk tubuh buah, basidium bebas. Hifa pendukung membentuk tubuh buah dan basidium terkumpul membentuk himenium yang didukung himenofor. Himenium terletak di atas tubuh buah. Spora sangat banyak dan secara aktif dilontarkan oleh basidium. Tubuh buah tanpa Himenofor yang menonjol, himenium terletak di atas tubuh buah dan sudah terbentuk Sejas tubuh buah masih muda,lamella atau papan,sehingga permukaan menjadi lebih luas.
Basidiolarp seperti kertas / kulit / belulang / kayu.Himenium terdapat pada satu sisi atau seluruhnya, banyak tumbuh pada pohon atau sebagai saprofit dan bisa merusak kayu bangunan.Ganoderma applanatum tubuh buahnya berbentuk setengah lingkaran, banyak terdapat pada kayu lapuk.Cendawan yang baru bertumbuh berwarna kuning muda kecoklatan, setelah itu Ganoderma applanatum akan berubah warna menjadi coklat.
Cara reproduksi :vegetatif : spora vegetatif fragmentasi (pemisahan) Reproduksi aseksual dengan fregmentasi sedangkan reproduksi seksual dengan membentuk spora pada basidium.

5) Jamur Paku(Lentinula edodes)
Klasifikasi
Kingdom :Fungi
Divisi :Basidiomycota
Kelas :Homobasidiomycetes
Ordo :Agaricales
Famili :Marasmiaceae
Genus :Lentinula
Spesies :Lentinula edodes

1. Habitat
Jamur shiitake tumbuh di permukaan batang kayu yang melapuk dari pohon Castanopsis cuspidata, Castanea crenata (kastanye), dan sejenis pohon ek Quercus acutissima.
2. Ciri Khas
 Batang dari tubuh buah sering melengkung
 Payung terbuka lebar.
 Payung terbuka lebar,berwarna coklat tua dengan bulu-bulu halus di bagian atas.
 Sedangkan bagian bawah payung berwarna putih.
3. Morfologi
 Tudung merupakan tubuh buah dari jamur.
 Lamella merupakan helaian-helaian yang terletak dibawah tudung.
 Kumpulan Lamella disebut hamenium.
 Tangkai merupakan badan yang mendukung tudung.
 Vulva merupakan bagian yang menghubungkan antara tangkai dan substrat.
4. Anatomi
Spora merupakan alat perlembangbiakan secara vegetatif.Pada bagian dalam tudung terdapat bilah yang di dalamnya terdapat nasidiospora.Basidiospora adalah spora yang terdapat di dalam basidium.basidium adalah suatu badan yang terdiri atas satu selyang mengembang berbentuk ganda.
5. Reproduksi
 Vegetatif, dengan pembentukn tunas oleh konidium dan fragmentasi miselium.
 Generatif, dengan alat yang disebut basidium, basidium berkumpul dalam badan yang disebut basidiokarp yang selanjutnya menghasilkan spora.

BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
a. Fungi merupakan organisme eukariotik berdinding sel dari kitin ,tidak berklorofil bersifat heterotrof.Anggota fungi ada yang uniselluler(berukuran miroskopis) dan adajuga yang multi selluler(berukuran mikroskopis dan makroskopis)
b. jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.
c. Reproduksi jamur dapat secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif). Secara aseksual, jamur menghasilkan spora
d. Reproduksi secara seksual pada jamur melalui kontak gametangium dan konjugasi.
e. Jamur berhabitat pada macam-macam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air
f. Berdasarkan cara spora dihasilkan, fungi dapat di klasifikasikan menjadi 4 kelompok yaitu :
1. Zygomicotina
2. Ascomycotina
3. Basidiomycotina
4. Deuteromycotina
3.2. Saran
 Bagi peneliti sebelum melakukan praktikum sebaiknya peneliti harus mengetahui hal apa saja yanh akan di teliti
 Peneliti sebaiknya di lakukan dengan hati hati karena jika rusak tidak akan menghasilkan preparat yang kurang jelas gambarnya

Daftar Pustaka
 Sumarsih, Sri. 2003. Diktat Kuliah Mikrobiologi Dasar. Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas UPN “Veteran”. Yogyakarta.
 Nurfajarwati, Wita. Produksi β-Glukan dari Saccharomyces Cerevisiae Dengan Variasi Sumber Nitrogen ( Skripsi ). Institut Pertanian Bogor; 2006.
 Ahmad, Riza Zainuddin. Pemanfaatan Khamir Saccharomyces CerevisiaeUntuk Ternak. WARTAZOA Vol 15 No 1 Tahun 2005:50-51.
http://www.allergy-details.com/
http://media.wiley.com
 Campbell, Reece, Mitchell. 2003. Biologi Edisi 5 Jilid 2. Jakarta. Erlangga
http://www.himatansi.org/news119-all-about-jamur-merang.html

MACAM-MACAM JURNAL

NO.

NAMA JURNAL

MATA KULIAH

1.

STRUKTUR DAN KOMPOSISI TUMBUHAN  PAKU-PAKUAN DI KAWASAN HUTAN GUNUNG SINABUNG  KABUPATEN KARO

TAKSONOMI TUMBUHAN

2.

PALYNOLOGICAL STUDIES OF SOME SPECIES OF ASPLENIACEAE-PTERIDOPHYTA

TAKSONOMI TUMBUHAN

3.

PROFIL KARAKTERISTIK BENTUK SORUS TUMBUHAN PAKU DI KAWASAN WISATA

AIR TERJUN IRONGGOLO KABUPATEN KEDIRI

TAKSONOMI TUMBUHAN

4.

KERAGAMAN LUMUT PADA MARGA PANDANUS

DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON, BANTEN

TAKSONOMI TUMBUHAN

5.

LUMUT (MUSCI) DI KAWASAN CAGAR ALAM KAKENAUWE DAN SUAKA

MARGASATWA LAMBUSANGO, PULAU BUTON, SULAWESI TENGGARA

TAKSONOMI TUMBUHAN

6.

PENENTUAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI EKSTRAK ETANOL DAUN KETAPANG

(TERMINALIA CATAPPA L) DENGAN METODE 1,1-DIFENIL-2-PIKRILHIDRAZIL (DPPH)

 

KIMIA DASAR

7.

PENGELOMPOKAN KELELAWAR PEMAKAN BUAH DAN NEKTAR BERDASARKAN

KARAKTERISTIK JENIS PAKAN POLEN DI KEBUN RAYA BOGOR, INDONESIA

TAKSONOMI TUMBUHAN

8.

KERAGAMAN GENETIK BEBERAPA ISOLAT

BACILLUS THURINGIENSIS ASAL SUMATERA UTARA

TAKSONOMI TUMBUHAN

9.

INTERNATIONAL JOURNAL OF PHARMA AND BIO SCIENCES

TAKSONOMI TUMBUHAN

10.

KAJIAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN PESISIR

KABUPATEN BONE BOLANGO YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN

(STUDI KASUS DESA BOTUBARANI DAN DESA HUANGOBOTU)

TAKSONOMI TUMBUHAN

11.

 KONDISI ARUS PASANG SURUT DI PERAIRAN PESISIR KOTA MAKASSAR , SULAWESI SELATAN

PENGETAHUAN LINGKUNGAN

12.

POTENSI ESTUARIA KABUPATEN PASAMAN BARAT

SUMATERA BARAT

 

13.

ANALISIS PASANG SURUT PERAIRAN MUARA SUNGAI MESJID DUMAI

PENGETAHUAN LINGKUNGAN

14.

KAJIAN KENAIKAN MUKA AIR LAUT DI KAWASAN PESISIR KABUPATEN TUBAN, JAWA TIMUR

PENGETAHUAN LINGKUNGAN

15.

SIMULASI NUMERIS ARUS PASANG SURUT DI PERAIRAN CIREBON

PENGETAHUAN LINGKUNGAN

 

Sistem Pernapasan

Sistem pernapasan

Gambar 

 

Gambar lengkap sistem pernapasan manusia.

Sistem pernapasan atau sistem respirasi adalah sistem organ yang digunakan untuk pertukaran gas. Pada hewan berkaki empat, sistem pernapasan umumnya termasuk saluran yang digunakan untuk membawa udara ke dalam paru-paru di mana terjadi pertukaran gas. Diafragma menarik udara masuk dan juga mengeluarkannya. Berbagai variasi sistem pernapasan ditemukan pada berbagai jenis makhluk hidup. Bahkan pohon pun memiliki sistem pernapasan.

Pernapasan dada

Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.

  1. Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
  2. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.

Pernapasan perut

Pernapasan perut adalah pernapasan yang melibatkan otot diafragma. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.

  1. Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot diafragma sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
  2. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot diaframa ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.

 

Alat-alat pernapasan berfungsi memasukkan udara yang mengandung oksigen

Alat-alat pernapasan berfungsi memasukkan udara yang mengandung oksigen dan mengeluarkan udara yang mengandung karbon dioksida dan uap air.
Tujuan proses pernapasan yaitu untuk memperoleh energi. Pada peristiwa bernapas terjadi pelepasan energi

Sistem Pernapasan pada Manusia terdiri atas

Gambar

o hidung
o faring
o trakea
o bronkus
o bronkiouls
o paru-paru

Rongga Hidung
Pada permukaan rongga hidung terdapat rambut-rambut halus dan selaput lendir yang berfungsi untuk menyaring udara yang masuk ke dalam rongga hidung.

Pangkal Tenggorok
Pangkal tenggorok disusun oleh beberapa tulang rawan yang membentuk jakun. Pangkal tenggorok dapat ditutup oleh katup pangkal tenggorok (epiglotis). Pada waktu menelan makanan, katup tersebut menutup pangkal tenggorok dan pada waktu bernapas katu membuka. Pada pangkal tenggorok terdapat selaput suara yang akan bergetar bila ada udara dari paru-paru, misalnya pada waktu kita bicara.

Batang tenggorok
Batang tenggorok (trakea) terletak di sebelah depan kerongkongan. Di dalam rongga dada, batang tenggorok bercabang menjadi dua cabang tenggorok (bronkus). Di dalam paru-paru, cabang tenggorok bercabang-cabang lagi menjadi saluran yang sangat kecil disebut bronkiolus. Ujung bronkiolus berupa gelembung kecil yang disebut gelembung paru-paru (alveolus).

Paru-paru
Paru-paru terletak di dalam rongga dada. Rongga dada dan perut dibatasi oleh siuatu sekat disebut diafragma. Paru-paru ada dua buah yaitu paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Paru-paru kanan terdiri atas tiga gelambir (lobus) yaitu gelambir atas, gelambir tengah dan gelambir bawah. Sedangkan paru-paru kiri terdiri atas dua gelambir yaitu gelambir atas dan gelambir bawah. Paru-paru diselimuti oleh suatu selaput paru-paru (pleura).
Alveolus dalam paru-paru jumlahnya sangat banyak, lebih kurang 300 juta alveolus. Luas permukaan seluruh alveolus diperkirakan 100 kali lebih besar daripada permukaan tubuh. Alveolus dikekelingi pembuluh-pembuluh kapiler darah.
Pertukaran Gas dalam Alveolus
Oksigen yang diperlukan untuk oksidasi diambil dari udara yang kita hirup pada waktu kita bernapas. Pada waktu bernapas udara masuk melalu saluran pernapasan dan akhirnyan masuk ke dalam alveolus. Oksigen yang terdapat dalam alveolus berdifusi menembus dinding sel alveolus. Akhirnya masuk ke dalam pembuluh darah dan diikat oleh hemoglobin yang terdapat dalam darah menjadi oksihemoglobin. Selanjutnya diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh.
Oksigennya dilepaskan ke dalam sel-sel tubuh sehingga oksihemoglobin kembali menjadi hemoglobin. Karbondioksida yang dihasilkan dari pernapasan diangkut oleh darah melalui pembuluh darah yang akhirnya sampai pada alveolus Dari alveolus karbon dioksida dikeluarkan melalui saluran pernapasan pada waktu kita mengeluarkan napas.
Dengan demikian dalam alveolus terjadi pertukaran gas yaitu oksigen masuk dan karnbondioksida keluar.

Proses Pernapasan
Bernapas meliputi dua proses yaitu menarik napas atau memasukkan udara pernapasan dan mengeluarkan napas atau mengeluarkan udara pernapasan. Menarik napas disebut inspirasi dan mengeluarkan napas disebut ekspirasi.
Pada waktu menarik napas, otot diafragma berkontraksi. Semula kedudukan diafragma melengkung keatas sekarang menjadi lurus sehingga rongga dada menjadi mengembang. Hal ini disebut pernapasan perut. Bersamaan dengan kontraksi otot diafragma, otot-otot tulang rusuk juga berkontraksi sehingga rongga dada mengembang. Hal ini disebut pernapasan dada.
Akibat mengembangnya rongga dada, maka tekanan dalam rongga dada menjadi berkurang, sehingga udara dari luar masuk melalui hidung selanjutnya melalui saluran pernapasan akhirnya udara masuk ke dalam paru-paru, sehingga paru-paru mengembang.
Pengeluaran napas disebabkan karena melemasnya otot diafragma dan otot-otot rusuk dan juga dibantu dengan berkontraksinya otot perut. Diafragma menjadi melengkung ke atas, tulang-tulang rusuk turun ke bawah dan bergerak ke arah dalam, akibatnya rongga dada mengecil sehingga tekanan dalam rongga dada naik. Dengan naiknya tekanan dalam rongga dada, maka udara dari dalam paru-paru keluar melewati saluran pernapasan.

Kapasitas Paru-paru
Udara yang keluar masuk paru-paru pada waktu melakukan pernapasan biasa disebut udara pernapasan (udara tidal). Volume udara pernapasan pada orang dewasa lebih kurang 500 nl. Setelah kita melakukan inspirasi biasa, kita masih bisa menarik napas sedalam-dalamnya. Udara yang dapat masuk setelah mengadakan inspirasi biasa disebut udara komplementer, volumenya lebih kurang 1500 ml.
Setelah kita melakukan ekspirasi biasa, kita masih bisa menghembuskan napas sekuat-kuatnya. Udara yang dapat dikeluarkan setelah ekspirasi biasa disebut udara suplementer, volumenya lebih kurang 1500 ml.
Walaupun kita mengeluarkan napas dari paru-paru dengan sekuat-kuatnya ternyata dalam paru-paru masih ada udara disebut udara residu. Volume udara residu lebih kurang 1500 ml. Jumlah volume udara pernapasan, udara komplementer, dan udara suplementer disebut kapasitas vital paru-paru.